10 Inspirasi Model Tiny House Indonesia untuk Kantong Aman
Memiliki rumah idaman merupakan impian semua orang. Beberapa orang ingin memiliki rumah besar seperti mansion. Namun, tidak sedikit pula yang menginginkan rumah dengan ukuran kecil. Asal semua bagiannya fungsional, tidak perlu sampai terlalu besar dan over budget. Normalnya, rumah di Indonesia yang berada di perumahan memiliki rumah tipe 36, 45, atau 60. Rumah dengan tipe ini sebenarnya cukup besar, bahkan untuk ukuran keluarga kecil. Buat Anda yang menginginkan rumah dengan ukuran kecil dengan budget terbatas, saat ini tren Tiny House Indonesia sedang naik daun di kalangan masyarakat, yuk simak penjelasannya.
Tren Tiny House di Indonesia
Tidak bisa dimungkiri lagi kalau rumah menyumbang pengeluaran terbesar dari gaji. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika, sekitar 50% gaji pegawai habis untuk mencicil rumah. Hal ini terjadi dalam kurang waktu 15 tahun. Artinya, selama 180 bulan, pegawai produktif tidak bisa menikmati gajinya secara maksimal.
Menyiasati hal ini, beberapa pencetus rumah minimalis atau tiny house akhirnya bermunculan. Dengan menggunakan tiny house, budget yang dikeluarkan cenderung akan lebih rendah. Bahkan, setelah rumah sudah jadi pun, pemilik akan lebih hemat dalam melakukan perawatan. Hal itu dikarenakan luas ruangan yang dipakai hanya sedikit.
Tren tiny house di Indonesia masih dalam tahap berkembang. Pasalnya, masyarakat masih menganggap kalau rumah yang baik adalah hunian dengan banyak ruang. Kalau perlu ada banyak ruang untuk tamu, saudara, atau teman. Selain itu sisi estetika juga memegang peranan penting ketimbang fungsinya.
Sebenarnya tiny house sudah lumayan banyak di Indonesia. Beberapa orang sudah membuatnya dengan baik. Sayangnya model tiny house saat ini lebih banyak digunakan untuk pembangunan akomodasi penginapan. Hotel, vila, atau sejenisnya menggunakan model rumah ini untuk meningkatkan daya tarik pengunjung.
Kelebihan Tiny House
Berkembangnya tren tiny house di Indonesia, tidak terjadi begitu saja. Tentu ada alasan kenapa bangunan mini ini mulai banyak dipilih, berikut selengkapnya.
1. Hemat Biaya Pembangunan
Saat membangun tiny house, Anda tidak akan mengeluarkan banyak uang. Karena lahan yang dibutuhkan relatif kecil, otomatis harga yang harus dibayar juga menjadi lebih murah. Rumah ukuran kecil juga tidak memerlukan banyak komponen. Saat proses pembangunan juga tidak membutuhkan waktu yang lama sehingga biaya tukang pun bisa ditekan sampai rumah selesai.
2. Hemat Biaya Operasional
Disadari atau tidak, rumah ukuran besar cenderung memiliki biaya operasional yang besar pula. Pertama biaya untuk listrik, air, dan perawatan lain kalau rusak. Membangun rumah ukuran kecil atau mini dapat menekan biaya operasional. Listrik dan air bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang memang dibutuhkan.
3. Meningkatkan Kreativitas Pengguna
Percaya atau tidak kalau membangun tiny house sebenarnya agak memutar otak. Kreativitas harus dikeluarkan semuanya agar rumah bisa sempurna. Fungsi dari setiap ruangan harus dipikirkan terlebih dahulu. Selanjutnya baru sisi estetikanya yang diurus. Kalau konsep keduanya bisa disatukan, tiny house Anda akan sempurna.
4. Mendorong Hidup Hemat dan Sederhana
Memiliki rumah ukuran kecil cenderung membuat seseorang jadi berhemat. Perilaku konsumtif bisa ditahan. Misal Anda ingin membeli lemari baru atau perabot lain di dapur. Karena tempatnya tidak ada, tentu saat akan membeli, Anda berpikir dua kali. Kondisi ini membuat Anda menjadi cenderung hidup sederhana.
5. Meningkatkan Peluang Menabung
Banyaknya biaya yang bisa dihemat sejak proses pembangunan, perawatan, sampai operasional, membuat rekening tabungan Anda menjadi lebih aman. Dana yang diamankan bisa disimpan untuk kebutuhan di masa depan. Misal untuk biaya sekolah anak, uang pensiun, atau jaga-jaga kalau sakit di hari tua.
Model Tiny House yang Bisa Dibuat di Indonesia
Pembangunan model tiny house masih dalam tahap berkembang di Indonesia. Meski demikian, beberapa pengembang dan pengelola akomodasi banyak membuatnya. Nah, model tiny house apa saja yang bisa diaplikasikan di Indonesia, simak ulasan berikut.
1. Kabin
Kabin adalah rumah yang terbuat dari kayu. Mulai dari lantai, atap, tembok, dan bagian lainnya. Umumnya kabin berada di kawasan yang agak pelosok seperti hutan atau pantai. Namun, saat ini bisa digunakan sebagai alternatif tiny house di area kota.
2. Cube
Seperti namanya, desain dari tiny house ini hanya kubus atau balok saja. Tidak ada aksen lain pada atap atau tembok. Nantinya ruangan di dalam bangunan dibagi sesuai kebutuhan. Biasanya tidak terdapat banyak sekat untuk tempat tidur, dapur, dan ruang kerja.
3. Beach Hut
Konsep pondokan atau hut juga banyak dipakai untuk model tiny house. Pondokan umumnya memiliki atap mirip rumah pada umumnya yakni segitiga. Lalu di dalamnya hanya ada satu ruang fungsional. Kalau ingin tidur bisa pakai kasur lipat atau sleeping bag. Jadi, tidak membutuhkan luas ruangan yang terlalu banyak
4. Modified Container
Pernah melihat kontainer besar atau peti kemas yang kerap digunakan untuk mengangkut barang? Nah, kontainer yang sudah tidak bisa dipakai umumnya dapat diubah jadi hunian. Anda bisa menggunakannya menjadi rumah yang menarik dengan memodifikasi bagian dalamnya. Selain rumah, kontainer juga bisa digunakan untuk membangun restoran atau toko.
5. Mobile Home
Anda mungkin sering mendengar RV atau recreational vehicle. Secara konsep mobile home ini memiliki bentuk sama sampai di bagian bawah yang kerap beroda. Hanya saja rumah ini tidak menjadi satu dengan kendaraan penariknya. Meski demikian, kalau kemudian hari anda ingin pindah, rumah masih bisa ditarik dengan menggunakan derek.
6. Yurt
Pernah melihat rumah dari suku di Mongolia. Secara konsep rumah ini berbentuk seperti tenda semi permanen. Jadi, bisa dibuka dan ditutup dengan mudah. Di dalamnya bisa ada pembagian ruang dengan sekat dari kain atau perabotan.
7. Cob House
Kalau Anda menggemari film fantasy ‘The Lord of The Ring’ pasti tahu rumah hobbit. Anda bisa menggunakan ide rumah itu dengan menggunakan tembok dari tanah liat, botol, atau mungkin sampai kaleng.
8. Rumah Pohon
Rumah pohon sudah banyak dijumpai dan disewakan. Kalau Anda ingin membuat tiny house yang unik, kenapa tidak mencobanya saja. Asal ada pohon besar, rumah bisa didirikan. Tanah di bawah bisa dimanfaatkan untuk hal lain.
9. Bus Conversion
Bus yang panjang dan tidak terpakai bisa digunakan untuk pembangunan tiny house. Modifikasi bisa dilakukan dengan memberikan sekat sampai mengubah dinding. Misal ada dinding yang dibuka sebagai jendela atau yang ditutup.
10. Converted Truck
Truk juga bisa diubah jadi tiny house. Umumnya bagian yang diubah atau modifikasi letaknya di bagian belakang. Selanjutnya bagian depan tetap berupa ruang menyetir atau diubah sesuai kebutuhan.
Melalui artikel di atas, kita bisa belajar beberapa hal tentang tiny house. Saat dibangun, tiny house tidak memakan ruang terlalu banyak. Bahkan, bisa dibangun di atas sebuah kendaraan untuk pergi ke sana kemari. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan cenderung lebih murah dari rumah konvensional.
Konsep pembangunan tiny house mengedepankan fungsi dari sebuah ruangan. Setiap ruangan yang ada di dalam rumah jarang yang nganggur. Jadi, saat mengonsepnya, Anda tidak boleh sembrono. Jika tidak, tiny house yang sederhana, minimalis, serta ramah lingkungan tidak bisa terbentuk.