Mendalami Konsep Arsitektur Rumah di Daerah Perkotaan
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi ketika membangun rumah di kawasan perkotaan. Salah satunya, lahan yang tersedia lebih sempit. Bukan rahasia lagi jika harga tanah di perkotaan cenderung lebih mahal. Tantangan lainnya adalah dari segi kenyamanan. Padatnya pemukiman dapat menghilangkan batas-batas privasi. Riuh kendaraan juga kerap menjadi gangguan.Untuk menyiasatinya, diperlukan strategi khusus membangun hunian yang ideal di kawasan perkotaan. Nah, berikut beberapa hal penting yang perlu diperhatikan ketika menyusun konsep arsitektur rumah di perkotaan.
1. Membangun Rumah Bertingkat untuk Menyiasati Keterbatasan Lahan
Keterbatasan lahan menjadi masalah yang paling utama bagi yang ingin membangun rumah di kawasan perkotaan. Sementara itu, kebutuhan akan ruangan-ruangan utama tidak bisa dikompromikan demi kenyamanan menghuni rumah. Apalagi jika anggota keluarga cukup banyak, setidaknya tersedia pula kamar yang memadai untuk kebutuhan masing-masing.
Ide mainstream yang kerap dilakukan untuk menyiasatinya adalah membangun rumah bertingkat. Namun, tiap daerah memiliki kebijakan tersendiri soal tinggi atau jumlah lantai yang diperbolehkan untuk setiap rumah. Dengan bangunan bertingkat, Anda dapat memperluas lahan tempat tinggal dan menambahkan ruangan atau bagian rumah yang dibutuhkan.
Anda juga dapat memanfaatkan konsep rumah tumbuh apabila anggaran awal yang dimiliki belum cukup untuk membangun rumah bertingkat. Namun, struktur bangunan sejak awal harus dipersiapkan supaya pengembangannya secara vertikal lebih memungkinkan.
2. Area Terbuka di Dalam Rumah
Jika Anda tidak bermasalah dengan luas lahan, mewujudkan rumah yang memiliki area terbuka di dalam rumah lebih memungkinkan. Meskipun demikian, rumah di lahan sempit juga tetap bisa disiasati. Mendesain area terbuka di dalam rumah didorong oleh sejumlah faktor, antara lain agar sirkulasi udara tetap lancar sekaligus privasi tetap terjaga.
Pada hunian semacam ini, bagian depan rumah biasanya tertutup. Halaman atau teras pada umumnya hanya bersifat formalitas. Namun, bercengkerama dengan keluarga tidak terlalu nyaman dilakukan di area ini, bisa jadi karena terlalu terekspos atau menghindari polusi.
Nah, area terbuka yang dimaksud dapat diwujudkan dalam bentuk taman hijau. Selain menyegarkan pandangan, keberadaan area ini juga akan memaksimalkan penerangan alami sehingga penggunaan energi lebih hemat.
3. Manfaatkan Desain Tanpa Sekat
Hal lain yang perlu diperhatikan saat membangun rumah yang berlokasi di perkotaan adalah arsitektur di bagian interior. Jika masalah utama adalah ukuran rumah, siasati dengan menghilangkan sekat di antara ruangan. Pada umumnya, hunian berjenis studio identik dengan dinding-dinding untuk memisahkan tiap ruangan. Masalahnya, keberadaan dinding menciptakan kesan sempit.
Anda dapat menyusun sebuah desain khusus yang membuat tiap ruangan dapat menyatu tanpa saling terganggu. Sebagai contoh, ruang keluarga, ruang makan, dan dapur dapat disatukan karena fungsinya tidak terlalu berseberangan. Ruang tamu juga dapat didesain sedemikian rupa sehingga terlihat lebih luas dan terbuka.
4. Manfaatkan Tiap Sudut Secara Fungsional
Membangun rumah di lahan sempit merupakan tantangan tersendiri. Namun, saat ini sudah banyak tersedia contoh desain yang unik dan cantik serta fungsional bagi rumah berukuran kecil. Rahasianya terletak pada pemanfaatan area yang dimiliki dengan cermat dan tepat. Ternyata, tiap sudut di dalam rumah dapat difungsikan semaksimal mungkin.
Ada sejumlah titik yang kerap tidak dipikirkan oleh pemilik rumah, padahal sebenarnya sangat potensial. Sebagai contoh, area di bawah tangga atau area di bawah atap (loft). Kedua tempat ini kerap dilupakan. Area di bawah tangga dapat dimanfaatkan sebagai ruang penyimpanan ekstra, area kerja, dan sebagainya. Area di bawah atas dapat menjadi gudang, bahkan juga kamar tidur.
Jika memungkinkan, Anda pun dapat membuat rumah dengan basement. Anda bisa memanfaatkan basement sebagai lahan parkir atau kegunaan lain. Meskipun demikian, strukturnya tentu perlu diperhatikan supaya tetap terjaga.
5. Siasat Meredam Kebisingan
Kebisingan yang datang dari ramainya kendaraan karena rumah terletak di pinggir jalan memang cukup mengganggu. Seharusnya, suasana di dalam rumah dapat lebih tenang dan nyaman demi kegiatan beristirahat yang maksimal. Untuk mengatasinya, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan, salah satunya membangun pagar.
Pagar dengan tinggi 2-4 meter dapat meredam kebisingan kendaraan dari luar. Pemilihan material pagar juga berpengaruh. Semakin tebal, maka akan semakin sedikit suara bising masuk ke dalam rumah. Selain itu, menambahkan tanaman menjalar di pagar juga dapat mengurangi kebisingan.
Trik lainnya adalah memastikan jendela dan ventilasi diletakkan di tempat yang tepat. Inilah pentingnya mendesain ruang terbuka di dalam rumah. Jadi, meskipun jendela dan ventilasi yang mengarah ke luar tidak maksimal, sirkulasi udara masih bisa tetap lancar.
6. Mengikuti Tren Hunian Masa Kini
Tinggal di kawasan perkotaan dapat memberikan sejumlah manfaat, yang paling utama adalah akses ke tempat lain lebih mudah. Pergaulan pun tentu berbeda dengan ketika tinggal di daerah pinggiran atau justru pedesaan. Sebagian orang memastikan gaya hidup perkotaan juga harus diterapkan pada desain arsitektur rumah. Ini tidak salah, asalkan dapat diakomodasi dengan dana yang cukup.
Jadi, apakah Anda sudah siap membangun rumah di kawasan perkotaan dengan sejumlah tantangannya? Semoga ulasan ini bermanfaat!
Baca juga: Ide Top Desain Perumahan di New York yang Wajib Kudu Tau